3 artikel tentang sistem cerdas

Face recognition
Face recognition adalah salah satu teknologi biometric yang tellah banyak diaplikasikan dalam system security selain pengenalan retina mata, pengenalan sidik jari dan iris mata. Dalam aplikasinya sendiri pengenalan wajah menggunakan sebuah kamera untuk menangkap wajah seseorang kemudan dibandingkan dengan wajah yang sebelumnya telah disimpan di dalam database tertentu. Face recognition adalah teknologi dari computer yang mememungkinkan kita untuk mengindetifikasi atau memverifikasi wajah seseorang melalui sebuah gambar digital. Caranya ialah dengan mencocokkan tekstur lekuk wajah kita dengan data wajah yang tersimpan di database.
Face Recognition masuk ke dalam jenis teknologi Biometric (Biologi). Biometric itu dibagi menjadi dua tipe yaitu:
   1. Psychological yaitu dilakukan dengan cara melakukan pengenalan/analisa terhadap fisik dari manusia. seperti mata, wajah, sidik jari. dll
   2. Behavior yaitu dilakukan dengan cara analisa atau pengenalan lewat tingkah laku atau sifat seorang. seperti gaya bicara, gerak jalan, dll.
Secara umum sistem Face Recognition mempunyai beberapa urutan dalam prosesnya. Yaitu:
1. Deteksi
2. Penjajaran
3. Pengukuran
4. Representasi
5. Pencocokan
6. Verifikasi atau Identifikasi
7. Analisis tektur wajah

Tangan bionik

Tangan bionik atau yang biasa kita sebut tangan robot ini adalah tangan buatan yang bisa digerakkan sesuai dengan perintah dari otak manusia.Namun sekarang peneliti sedang mengembangkan teknologi sensor sentuhan pada tangan bionik sehingga si pemakai mampu merasakan sensasi sentuhan layaknya tangan manusia.
Dengan tombol tombol program, tangan ini juga bisa menggerakkan pergelangan tangan atau mengambil kertas tisu super tipis mengenakan ibu jari dan jari manis tangan bionik ini. Sistem kerja tangan bionik ini digerakkan otot tangan yang masih bisa terselamatkan dan berfungsi. Otot ini menjadi sensor kinerja tangan bionik. Kinerja otot berdasar perintah psikomotorik yang berpusat di otak. Tangan buatan yang melekat di tangan lumpuh mereka. Hanya diperlukan sinyal saraf lemah untuk mengaktifkan gerakan. Jika mereka sudah menguasainya, pasien ditawarkan pilihan mengamputasi tangan lumpuh mereka dan menggantinya dengan tangan palsu yang lebih canggih. 


Speech recognition

Speech recognition adalah proses menangkap kata yang diucapkan melalui mikropon atau telepon dan mengubahnya ke dalam kata-kata yang tersimpan secara digital. Kualitas dari sistem speech recognition ditaksir dari dua faktor, yaitu akurasi (tingkat kesalahan dalam mengubah kata yang diucapkan ke dalam data digital) dan kecepatan(seberapa cepat software tersebut dapat mengikuti pembicaraan manusia).
Cara kerja
1.      Tahap penerimaan masukan : Masukan berupa kata-kata yang diucapkan lewat pengeras suara.
2.      Tahap ekstraksi : Tahap ini adalah tahap penyimpanaan masukan yang berupa suara sekaligus pembuatan basis data sebagai pola. Proses ekstraksi dilakukan berdasarkan metode Model Markov Tersembunyi atau Hidden Markov Model (HMM), yang merupakan model statistik dari sebuah sistem yang diasumsikan oleh Markov sebagai suatu proses dengan parameter yang tidak diketahui. Tantangan dalam model statistik ini adalah menentukan parameter-parameter tersembunyi dari parameter yang dapat diamati. Parameter-parameter yang telah kita tentukan kemudian digunakan untuk analisis yang lebih jauh pada proses pengenalan kata yang diucapkan. Berdasarkan HMM, proses pengenalan ucapan secara umum menghasilkan keluaran yang dapat dikarakterisasikan sebagai sinyal. Sinyal dapat bersifat diskrit (karakter dalam abjad) maupun kontinu (pengukuran temperatur, alunan musik). Sinyal dapat pula bersifat stabil (nilai statistiknya tidak berubah terhadap waktu) maupun nonstabil (nilai sinyal berubah-ubah terhadap waktu). Dengan melakukan pemodelan terhadap sinyal secara benar, dapat dilakukan simulasi terhadap masukan dan pelatihan sebanyak mungkin melalui proses simulasi tersebut sehingga model dapat diterapkan dalam sistem prediksi, sistem pengenalan, maupun sistem identifikasi. Secara garis besar model sinyal dapat dikategorikan menjadi dua golongan, yaitu: model deterministik dan model statistikal. Model deterministik menggunakan nilai-nilai properti dari sebuah sinyal seperti: amplitudo, frekuensi, dan fase dari gelombang sinus. Model statistikal menggunakan nilai-nilai statistik dari sebuah sinyal seperti: proses Gaussian, proses Poisson, proses Markov, dan proses Markov Tersembunyi. Suatu model HMM secara umum memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
·           N, yaitu jumlah bagian dalam model. Secara umum bagian tersebut saling terhubung satu dengan yang lain, dan suatu bagian bisa mencapai semua bagian yang lain, serta sebaliknya (disebut dengan model ergodik). Namun hal tersebut tidak mutlak karena terdapat kondisi lain dimana suatu bagian hanya bisa berputar ke diri sendiri dan berpindah ke satu bagian berikutnya. Hal ini bergantung pada implementasi dari model.
·           M, yaitu jumlah simbol observasi secara unik pada tiap bagiannya, misalnya: karakter dalam abjad, dimana bagian diartikan sebagai huruf dalam kata.
·           Probabilita Perpindahan Bagian { } = ij A a
·           Probabilita Simbol Observasi pada bagian j, { } () = j Bb k
·           Inisial Distribusi Bagian i p p . Dengan memberikan nilai pada N, M, A, B, dan p , HMM dapat digunakan sebagai generator untuk menghasilkan urutan observasi. dimana tiap observasi t o adalah salah satu simbol dari V, dan T adalah jumlah observasi dalam suatu sequence.
·           Setelah memberikan nilai N, M, A, B, dan p , maka proses ekstraksi dapat diurutkan. Berikut adalah tahapan ekstraksi pengenalan ucapan berdasarkan HMM :
·           Tahap ekstraksi tampilan : Penyaringan sinyal suara dan pengubahan sinyal suara analog ke digital
·           Tahap tugas pemodelan : Pembuatan suatu model HMM dari data-data yang berupa sampel ucapan sebuah kata yang sudah berupa data digital
·           Tahap sistem pengenalan HMM : Penemuan parameter-parameter yang dapat merepresentasikan sinyal suara untuk analisis lebih lanjut.
3.      Tahap pembandingan : Tahap ini merupakan tahap pencocokan data baru dengan data suara (pencocokan tata bahasa) pada pola. Tahap ini dimulai dengan proses konversi sinyal suara digital hasil dari proses ekstraksi ke dalam bentuk spektrum suara yang akan dianalisa dengan membandingkannya dengan pola suara pada basis data. Sebelumnya, data suara masukan dipilah-pilah dan diproses satu per satu berdasarkan urutannya. Pemilihan ini dilakukan agar proses analisis dapat dilakukan secara paralel. Proses yang pertama kali dilakukan ialah memproses gelombang kontinu spektrum suara ke dalam bentuk diskrit. Langkah berikutnya ialah proses kalkulasi yang dibagi menjadi dua bagian :
·      Transformasi gelombang diskrit menjadi data yang terurut : Gelombang diskrit berbentuk masukan berukuran n yang menjadi objek yang akan dibagi pada proses konversi dengan cara pembagian rincian waktu
·      Menghitung frekuensi pada tiap elemen data yang terurut
·      Selanjutnya tiap elemen dari data yang terurut tersebut dikonversi ke dalam bentuk bilangan biner. Data biner tersebut nantinya akan dibandingkan dengan pola data suara dan kemudian diterjemahkan sebagai keluaran yang dapat berbentuk tulisan ataupun perintah pada perangkat.
4.      Tahap validasi identitas pengguna: Alat pengenal ucapan yang sudah memiliki sistem verifikasi/identifikasi suara akan melakukan identifikasi orang yang berbicara berdasarkan kata yang diucapkan setelah menerjemahkan suara tersebut menjadi tulisan atau komando.

Refrensi


Komentar